Lucu

Lucu ya.
Yang dikira terkubur,
atau lari entah tersungkur,
ternyata kekal dalam alur.

Kau enak bisa tidur tergeletak.
Sedang mataku justru terbelalak
Oleh apiku yang tetiba terusak
Oleh diammu yang tetiba mendesak.

Kekal mengepal kenang menggenang.
Langkah kaki di sampingmu tenang,
dan dua pasang beradu senang,
oleh pertemuan pertama siang-siang.

Esoknya kamu mengapa lenyap?
Padahal aku belum terlalu genap.
Belum sempat pagimu kuucap,
kau buru-buru merindu gelap.

Sekarang aku sudah ada di sekitar.
Cari saja dan keluar pagar.
Aku rindu dan siap sesumbar,
bahwa kamu punyaku sebentar.

[Jogja, 20:12:17]

4 thoughts on “Lucu”

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.